Kamis, 19 April 2018

Alat-Alat Optik

Hasil gambar untuk otot akomodasi mata
Gambar terkait

1. Daya akomodasi mata
 Fungsi Lensa Mata pada Proses Akomodasi

2. Cacat mata

       a. Miopi (rabun jauh)

Hasil gambar untuk miopi hipermetropi dan presbiopi

       b. Hipermetropi (rabun dekat)

Hasil gambar untuk miopi hipermetropi dan presbiopi 

       c. Presbiopi (mata tua) 


Hasil gambar untuk gambar mata penderita presbiopi 

       d. Astigmatisma 


Gambar terkait

Penyebab Astigmatisma (Mata Silinder)

Sumber: http://sweetspearls.com/health/penyebab-astigmatisma-mata-silinder-pengobatannya/

astigmatisma

Penyebab Astigmatisma (Mata Silinder)

BAGI Anda yang suka membaca sambil tiduran atau melakukan aktivitas yang sering membuat mata lelah, segeralah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Jika terus dilakukan, akan menyebabkan kelainan pada mata. Salah satunya astigamatisma atau lebih dikenal dengan mata silinder.
Mata silinder atau astigmat adalah suatu keadaan refraksi ketika berkas sinar tidak dibiaskan dalam satu titik di sekitar retina, tapi difokuskan dalan beberapa titik. Kalau mata miop, berkas sinar dibiaskan dalam satu titik di depan retina, pada mata hipermetrop berkas sinar dibiaskan dalam satu titik di belakang retina. Keadaan itu akan mengakibatkan tidak terbentuknya bayangan objek yang jelas pada retina. Akibatnya, sinyal penglihatan yang jelas tidak diteruskan ke pusat penglihatan di otak.
Penglihatan bermula dari masuknya seberkas cahaya ke dalam mata dan dibiaskan pada retina. Kemampuan seseorang melihat tergantung kemampuan kornea dan lensa mata untuk mengarahkan berkas cahaya agar terarah tepat pada retina. Nah, ketika ada kelainan pada korne, itulah akan memengaruhi penglihatan seperti pada mata silinder.
Karakteristik alamiah kornea adalah mempunyai bentuk multilengkung yang tersusun sistematik dan terdiri atas jaringan kolagen yang mempunyai indeks bias tinggi. Sedangkan karakteristik lensa mata adalah bentuk kecembungannya yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan pembiasan atau yang disebut proses akomodasi.
Setelah berkas cahaya sampai retina, retina berfungsi merekam gambar yang diterima lalu mengubah gambar tersebut menjadi impuls-impuls listrik dan ahirnya mengalirkannya ke otak untuk diinterpretasikan sebagai gambar atau objek yang terlihat oleh mata. Dan pabila berkas sinar tersebut tidak tepat di retina (di depan dan atau di belakang retina), penglihatan tampak tidak jelas. Kelainannya bisa miop (rabun jauh), hipermetrop (rabun dekat) atau astigmat/silinder.
Mata silinder pada prinsipnya adalah keadaan mata yang menyebabkan kelengkungan permukaan kornea dan/atau lensa mata tidak rata, yang akan menyebabkan keluhan mata silinder.
Hal itu terjadi pada keadaan yang menyebabkan sikatrik pada kornea, setelah infeksi/peradangan pada kornea. Juga karena penekanan pada kornea akibat pembengkakan pada kelopak mata, misal khalazion atau kista pada kelopak mata.
Penyebab lain adalah adanya tarikan atau regangan sekitar kornea, misalnya adanya ptrerigium/lemak pada mata. Kelainan mata juga bisa terjadi karena adanya tindakan – tindakan operasi pada mata yang mengubah kelengkungan kornea mata, misalnya operasi katarak. Keadaan lain, letak lensa tidak baik, misalnya subluksasi lensa karena trauma.
Mengenai keluhan yang sering terjadi pada mata silinder, penderita dengan mata silinder akan mengeluh mata kabur, cepat lelah, dan kalau melihat huruf atau angka sering salah baca dan penglihatan dobel.
Gangguan mata silinder disebut pula dengan astigmatisma. Idealnya, mata kita berbentuk bulat seperti bola sepak, sehingga semua sinar yang dibiaskan dari suatu object yang masuk ke dalam mata kita akan bertemu di satu titik retina.

Bagaimana Astigmatisma terjadi ?

Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong, seperti bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu titik retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Hal ini akan menyebabkan pandangan menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat untuk melihat jarak jauh maupun dekat.
Astigmatisma terjadi karena kelainan refraksi pada permukaan kornea mata. Kelainan astigmatisma yang kecil akan mengakibatkan ganguan ketajaman penglihatan yang ringan, namun dapat menyebabkan sakit kepala, ketegangan pada mata dan kelelahan.
 

Bagaimana Astigmatisma dapat dikoreksi ?

Cara mengkoreksi astigmatisma adalah dengan memberikan lensa silinder. Pasien dapat mengalami kelainan astigmatisma dan myopia (rabun jauh) atau hypermetropia (rabun dekat). Jika hal ini terjadi, dapat diatasi dengan memberikan kombinasi antara lensa spheris dan lensa silinder, ditempatkan pada axis / derajat yang sesuai.
Selain kacamata dengan lensa silinder, saat ini telah tersedia lensa kontak yang dapat mengkoreksi kelainan astigmatisma. Lensa kontak RGP (Rigid Gas Permeable) dapat digunakan untuk mengkoreksi kelainan astigmatisma. Karena konsistensinya keras, RGP tidak mengikuti bentuk permukaan kornea, sehingga air mata yang berada di antara lensa RGP dan permukaan kornea mata akan membentuk suatu lapisan yang dapat menetralkan astigmatisma.

Soal dan pembahasannya.
Sumber: https://fisikasekolahmadrasah.blogspot.co.id/2016/12/alat-optik-sma-soal-dan-pembahasan.html

1. Titik dekat mata seorang siswa terletak pada jarak 120 cm di depan mata. Untuk melihat dengan jelas suatu benda yang berada 30 cm didepan mata, kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai memiliki kekuatan/berdaya lensa (dalam satuan dioptri)....
a. –5                      d. 2,5
b. –4,16                 e. 4,16
c. –2,5
jawab: d
Ralat: (1/f) = -(1/120) + (1/30) = (3/120) 
f = 40 cm
P = (100/f) = (100/40) = 2,5 D
Pembahasan: 
Diket.: 
PP = 120 cm, sedangkan s' = -PP = -120 cm
s = 30 cm
Dit.: P?

Siswa tersebut mengalami cacat mata hipermetropi (rabun dekat), karena dia tidak dapat melihat jelas pada jarak baca normal (jarak normal).
Jarak baca mata normal: 25 cm - 30 cm.

  2. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. Kekuatan lensa kaca mata yang diperlukan adalah ....
a. 3/2 dioptri                    d. 3/4 dioptri
b. 2/3 dioptri                    e. 1/4 dioptri
c. 4/3 dioptri
jawab: A

3.  Seorang rabun dekat, titik paling dekat yang dapat dilihat dengan jelas berjarak 2/3 meter. Jika ingin melihat pada jarak baca normal (25 cm), maka harus memakai kacamata dengan jarak fokus ....
a. 40 cm positif    d. 25 cm negatif
b. 40 cm negatif  e. 10 cm positif
c. 25 cm positif
jawab; A

4.     Mata rabun dekat memiliki ciri-ciri:
(1) Bayangan benda pada titik dekat normal berada di depan retina.
(2) Titik dekatnya lebih dari 25 cm
(3) Dapat ditolong dengan lensa bikonkav
(4) L e n s a mata tidak dapat berakomodasi sekuat-kuatnya pada titik dekat 25 cm.
Pernyataan diatas yang benar adalah ....
a. (1), (2) dan (3)                         d. (4)
b. (1) dan (3)                   e. semua
c. (2) dan (4)
jawab: 2 dan 4 benar
5.     Pernyataan berikut ini yang benar mengenai cacat mata adalah ….
a. pada mata miopi, bayangan jatuh di belakang retina
b. pada mata hipermetropi, dapat melihat jelas benda jauh
c. mata hipermetropi dapat melihat dengan jelas bila memakai kacamata negatif
d. mata hipermetropi dapat membaca jelas pada jarak baca normal
e. mata miopi dinormalkan dengan memakai kacamata positif
jawab: A

Foto buku ringkasan Alat Optik



Shalat berjamaah menurut Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah